HELIOSPOST

Situs Berita Nomor 1 Untuk Semua Topik Favorit Anda!

APBN untuk Kereta Cepat Jakarta-Bandung membengkak hingga 118 Triliun

3 min read

Kereta Cepat Jakarta-Bandung akan segera dirampungkan pemerintah Indonesia. Kereta cepat ini yang seharusnya menghabiskan anggaran APBN Rp 4,1 Triliun, tapi dalam pelaksanaan pembangunannya mengalami Pembengkakan yang sangat besar hingga Rp 118 T. Rencananya kereta cepat Jakarta-Bandung akan menggunakan generasi terbaru CR400AF dengan panjang rel 142,3 km yang terbentang sepanjang Jakarta-Bandung.

Sampai saat ini pembangunan nya masih berlanjut, dengan target awal akhir tahun 2022 harusnya rampung. Namun, perkiraan waktu rampung dalam proyek ini meleset, karena sempat berhenti saat pandemi covid-19 2021 lalu. Target operasional yang semula di akhir 2022 menjadi Juni 2023.

Rencananya, kereta cepat ini terdapat empat stasiun yang berada di 4 titik yakni, Halim, Karawang, Padalarang, Tegalluar dengan satu depo yang berlokasi di Tegalluar. Setiap stasiun akan terhubung dengan moda transportasi massal. Beberapa fasilitas penunjang sementara dibangun untuk mempercepat pembangunan, diantara nya Batching Plant dan Casting Yard.

Beberapa skenario telah dirancang untuk kereta cepat ini. Dengan waktu tempuh maksimal 46 menit, dan rencana operasional nya mulai pukul 05.30 hingga 22.00 WIB. Pihak KCIC membocorkan rencana harga tiket yang mereka banderol berkisar Rp 350.000. Adapun stasiun Pandalarang nantinya akan menjadi stasiun yang menghubungkan kereta cepat dengan kereta api.

Sejumlah fasilitas juga digempur untuk memudahkan layanan akses kereta cepat, salah satu yang dalam perencanaan adalah jembatan atau exit tol di KM 151. dan untuk fasilitas pendukung lainnya pemerintah berencana mengintergrasikan LRT dan KA Feader dengan kereta cepat. Pemerintah berharap LRT Jabodebek dan KA Feader KCJB dapat menarik minat masyarakat dan semakin memberdayakan KA ekspres Jakarta-Bandung.

pembangunan kereta cepat jakarta-bandung

Hingga saat ini pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung disinyalir telah mencapai 88%. Selain negara, beberapa pihak swasta juga ikut terlibat dalam kepemilikan saham kereta cepat Jakarta-Bandung. Diantaranya PT KAI yang memimpin proyek ini,  Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI). PSBI memegang 60% saham pada KCIC, sisanya merupakan kepemilikan perusahaan asal China yakni Beijing Yawan.

Baca juga  Akibat 'PAYLATER', Banyak Kaum Muda Terjerat Hutang Paylater

Kabar terbaru dari proyek kereta cepat Jakarta-Bandung belakangan ini sempat ramai di sosial media setelah kabar kecelakaan pembangunan kereta cepat yang menimpa pekerjanya hingga tewas. Penyebab kecelakaan itu karena Human Error seperti yang diungkapkan oleh Luhur Binsar pada media.

Kemenhub dalam laporannya menyebutkan bahwa terdapat enam korban dengan 2 korban tewas, 2 korban luka berat, dan 2 korban lainnya luka ringan. Kecelakaan terjadi di daerah Cempaka Mekar, Kecamatan Pandalarang, Kabupaten Bandung Barat pada 18 Desember lalu. Lokasi kecelakaan berada pada lokasi Track Laying KCJB pada ruas jalur DK 102+309. Kecelakaan ini sempat membuat pengerjaan proyek berhenti, namun setelah  identifikasi selesai proyek terus berlanjut dengan target operasi Juni 2023.

kecelakaan pembangunan kereta cepat

Dalam setiap pembangunan, tentunya ada saja polemik yang bermunculan. Hingga saat ini kereta cepat Jakarta-Bandung tengah dibicarakan lantaran mengalami pembengkakan biaya yang fantastis. Dilansir dari CNN News, pembengkakan biaya pada proyek kereta cepat ini mencapai Rp.118 Triliun, dimana sebelumnya proyek kereta cepat ini telah menggunakan dana APBN sebesar Rp 4,1 Triliun. Jadi total proyek kereta cepat Jakarta-Bandung menghabiskan dana 122,1 Triliun.

Hingga saat ini Presiden bersama Menkeu masih melakukan pembahasan, apakah pembengkakan proyek ini nantinya akan menggunakan dana APBN atau tidak.

Erick Thohir selaku menteri BUMN mengatakan, proyek kereta cepat ini tidak hanya menjadi ikon kerja sama antara pemerintah Indonesia dan pemerintah China, tetapi juga semakin mengintegrasikan wilayah Jakarta dan Bandung. KCJB juga akan menjadikan Indonesia sebagai negara pertama di Asia Tenggara yang memiliki kereta api berkecepatan tinggi.

Kereta ekspres ini juga menjadi alternatif angkutan umum bagi masyarakat yang ingin melakukan perjalanan dengan cepat, nyaman dan aman. Selain itu, Erick Thohir mengatakan proyek ini akan memberikan dampak sosial ekonomi dan lingkungan berupa penciptaan lapangan kerja baik selama pembangunan proyek maupun setelah beroperasi sehingga mengurangi kemacetan, emisi dan konsumsi bahan bakar. Selain itu, waktu tempuh dapat dihemat.

Baca juga  Persiapan Yusuf Mansur Nyaleg di PEMILU 2024

Peluang untuk mengembangkan area baru atau pertumbuhan ekonomi di sekitar stasiun, meningkatkan konektivitas dan kegunaan, dan peluang bisnis. Menurut Erick Thohir, peluang bisnis yang muncul dari proyek kereta cepat ini khusus untuk UMKM karena memiliki multiplier effect dan pertumbuhan ekonomi masyarakat.