HELIOSPOST

Situs Berita Nomor 1 Untuk Semua Topik Favorit Anda!

Pele Meninggal Dunia: Sang Legenda 1962 Mati Karena Penyakit dan Usia

7 min read
Pele Meninggal Dunia

Legenda sepak bola brazil meninggal dunia

Legenda sepak bola yang berasal dari Brazil dan yang sering disebut sebagai sang legenda terhebat, Pele meninggal dunia di usia 82 tahun.

Pele tercatat sebagai pemain yang mencetak world record dengan mencetak 1.281 goal dalam 1.363 pertandingan dalam 21 tahun karirnya. Jumlah itu mencakup 77 goal dalam 92 Match untuk Team Nasional Brazil.

pada masa masih aktif sebagai bermain, pria dengan nama lengkap Edson Arantes do Nascimento ini adalah satu-satunya sosok yang memenankan Piala Dunia sebanyak tiga kali, yaitu pada tahun  1958, 1962, dan 1970. Atas prestasinya, Pele diberikan penghargaan oleh FIFA sebagai ‘Pemain Abad Ini’ pada tahun 2000 lalu.

Legenda sepak bola brazil Pele meninggal dunia

Pada masa tuanya, Pele mengalami masalah ginjal dan prostat. Dia sudah menjalani operasi pengangkatan tumor pada usus besarnya di tahun 2021 di Rumah Sakit Albert Einstein, Sao Paulo, setelah tumor tersebut terdeteksi saat tes rutin. dan kembali menjalani perawatan di rumah sakit pada akhir November lalu.

Putri dari Pele, Kely Nascimento, secara personal memberikan kabar mengenai kondisi sang ayah melalui media sosial.

Pada hari Kamis (29/12), dia mengunggah foto tangan Pele sang legenda di rumah sakit. Foto itu juga disertai dengan tulisan: “Segala yang sudah ada pada kami itu semua berkat dirimu. Kami sangat mencintaimu. Tenanglah dalam damai.”

Adapun juga pada akun Twitter Pele yang mengupload tulisan: “Inspirasi dan cinta yang menandai perjalanan Sang Raja Pele meninggal dunia dengan tenang hari ini. Cinta, dan cinta selama-lamanya.”

berbagi kenangan bersama Pele
Terakhir kali saat bertemu Pele secara langsung, saat ia sedang berada di belakang sebuah food court kereta bawah tanah di London. saat itu Ia sedang mengisi salad ke dalam sebuah roti lapis.

Aksi ini dilakukan sebuah Restoran makanan cepat saji dari Amerika untuk kepentingan iklan, bersama pria yang dikenal sebagai Sang Raja Pele – salah satu dari banyak julukan yang diberikan oleh rekan-rekan dinegaranya setelah pensiun dari karier Sepak Bola.

Saat itu adalah pertemuan dengan Pele. hal yang membuatnya memberikan senyum ketika melihat ke arah saya saat berada di antara kerumunan Reporter.

Saya merasa cukup beruntung mendapatkan wawancara empat mata dengannya. Kenangan indah saya sore itu, Pele terlihat Sehat dan Bugar di usia 74 tahun.

tahun lalu, dia terlihat telah sangat lemah saat hadir di sebuah acara penghargaan FIFA di Zurich. Sama seperti yang dipikiran banyak wartawan Brazil lainnya, saya juga benar-benar mengkhawatirkan dia akan segera pergi.

Ternyata, Pele sudah berjuang melawan penyakit ginjalnya. Hal ini diperparah dengan fakta bahwa ia sebenarnya sudah kehilangan salah satu ginjalnya pada tahun 1970an. Rusak akibat benturan fisik selama masih berkarir di dunia sepak bola profesional.

Bagi banyak supporter sepak bola, khususnya fans dari Brazil, pria yang terlahir dengan nama Edson Arantes do Nascimento adalah pemain terhebat sepanjang masa yang pernah menendang bola.

Dia masih menjadi satu-satunya Pemain yang memenangkan tiga Piala Dunia, dan dia masih sangat mudah di usia 17 tahun ketika Brazil menangkat trofi pertama pada tahun 1958.

12 tahun kemudian, dia menjadi bagian dari tim Brazil yang memenangkan Piala Dunia di Meksiko pada tahun (1970) dengan bakat yang luar biasa, sehingga dijuluki sebagai tim terbaik yang pernah dibentuk.

satu pujian terbaik untuk Pele di turnamen saat itu datang dari sorang pemain Italia, Tarcisio Burhnich – pemain bek yang menempeli pemain asal Brazil tersebut di final.

“Saya juga mengatakan kepada diri saya sendiri tepat sebelum pertandingan, ‘bahwa dia juga manusia yang terbuat dari tulang dan kulit, sama persis seperti orang lain’. Tapi ternyata saya keliru.”

Pele mencetak satu goal, dan dua kali menjadi Assist dalam pertandingan Final. Hal yang membuat tim Brazil menangkan kejuaraan.  baginya ini adalah kontribusi Pele untuk Piala Dunia ketiga bersama dengan Brazil.

Goal di Piala Dunia 1970 ini menjadi salah satu dari 1.200 goal yang pernah dicetak PELE  selama karirnya.

Pele adalah Harta berharga negara

Pele telah meninggalkan kesan yang melampaui permainan sepak bola, dan membuat Andy Warhol, artis legendaris dari AS, untuk mengubah kutipannya yang sangat terkenal mengenai sifat ketenaran yang fana.

“Pele adalah satu dari sedikit orang yang bertentangan dengan teori milik saya: alih-alih ketenaran yang hanya bertahan sebentar, Pele akan memilikinya selama ber abad-abad,” ucap Warhol.

Pele

Dia, sedari dulu hingga sekarang masih menjadi orang Brazil paling terkenal. Setiap kali bepergian, dari New York hingga sub-Sahara Afrika, namanya akan selalu disebut, ketika mengenalkan diri bahwa saya berasal dari Brazil pada orang lain.

Pele, tentu saja, tidak kebal terhadap kritik. Ada banyak orang yang berpikir bahwa ia semestinya berbicara tentang menentang rezim militer yang memerintah Brazil dengan cara tangan besi antara tahun 1964 – 1985. pada Saat itu pemimpin militer bahkan tak malu untuk menggunakan kesuksesan tim nasional.

Pele bukanlah satu-satunya yang menutup mata terhadap represi. dari rekan satu tim, tak ada satu pun yang menginspirasi perlawanan.

Pada tahun 2021, dalam sebuah film dokumenter di Netflix, Pele berkata dengan nada meminta maaf, bahwa “para pesepakbola tidak akan bisa membuat perubahan” atas pelanggaran HAM yang telah terjadi di masa pemerintahan militer.

“apabila saya mengatakan bahwa saya tidak tahu [adanya pelanggaran HAM], maka saya pasti berbohong. Tapi saya tidak yakin apa yang telah terjadi.”

selama tahun-tahun setelah itu, Pele mengklaim bahwa aksinya untuk menolak kembali merumput pada Piala Dunia 1974, adalah sebagai bentuk protes kepada pemerintah militer.

Ahli Komentator politik dan penyokong

Pele tidak aktif untuk terlibat dalam upaya yang lebih resmi untuk melawan rasisme di Brazil, baik saat masih sebagai pemain sepak bola atau setelah pensiun.

Pada 2014, dia dikritik secara keras setelah terlihat mewajarkan insiden rasisme dalam pertandingan Kejuaraan Brazil dengan mengatakan, dia telah cukup menderita dengan Rasisme selama menjadi pemain sepak bola untuk “menghentikan setiap pertandingan yang telahsaya ikuti.”

Kehidupan pribadi Pele juga diwarnai dengan kontroversi. penangkapan anaknya, karena terlibat dengan narkotika, dan dia menolak putrinya yang lahir karena perselingkuhan di awal 1960an.

Dalam film dokumenter Netflix, Pele mengaku memiliki “sangat banyak perselingkuhan, hingga dia tidak tahu sudah memiliki berapa banyak anak”.

Pele menggantung sepatu untuk selamanya di tahun 1977 setelah bermain di liga sepak bola profesional pertama amerika yang nahas.

Dia tidak pernah masuk dalam manajemen, dan keterlibatannya dalam pertandingan sebagian besar terbatas sebagai komentator ahli di televisi – Kenangan saat ia melompatdengan headset yang masih terpasang di ruang pers stadion Rose Bowl, Los Angeles-california ketika Brazil memenangkan Piala Dunia di tahun 1994, masih membuat saya meneteskan air mata.

Pele menyokong bintang iklan dari segudang perusahaan nasional dan internasional, yang juga terkadang menimbulkan ejekan, seperti saat ketika dia mengiklankan obat kuat pada tahun 2000an, meskipun jika dipikirkan kembali, itu adalah langkah yang sangat berani.

Pele menjadi sumber kutipan untuk media nasional dan internasional, dia tak pernah menyaring apa yang dikatakan, bahkan jika itu berarti harus mengecewakan rekannya yang terkenal.

Pemain sepak bola Brazil yang sudah pernah memenangkan Piala Dunia, Romario pernah berkata “Pele adalah seorang penyair, dengan mulut tertutup rapat.”
Dia juga dapat membuat prediksi yang tidak tepat.

Hal ini terjadi saat Pele memprediksi pada 1970an, kalau tim Afrika “akan memenangkan trophy Piala Dunia sebelum abad ke-21”.  pada saat berita itu ditulis, mereka bahkan masih belum mencapai semi-final.

Pele juga terkenal saat memprediksi Kolombia memenangkan Piala Dunia pada tahun 1994 setelah tim Amerika Selatan itu secara spektakuler mengalahkan Tim Argentina untuk lolos ke turnamen, namun mereka gugur tepat saat putaran pertama oleh Amerika Serikat. “Kiss od Death” Pele telah menjadi lelucon di antara jurnalis Brazil pada saat itu.

“Menurut Pele, sejarahnya dalam pertandingan memberikan Pele hak untuk mengutarakan pikirannya,” dalam pertemuan yang tidak terduga lainnya di sebuah hotel mewah. pada Saat itu ia sedang bersama dengan pegawainya pergi menonton  Piala Dunia saat Inggris melawan Ekuador di 16 besar.

Sore itu, dia mengatakan kata-kata kasar pada segala hal, terhadap orang yang menurutnya secara tidak adil mengkritik dirinya – termasuk Legenda Argentina Diego Maradona.

Kalau dibuat menjadi berita, itu akan menjadi sebuah artikel yang bombastis, tapi sang Raja sudah mengatakannya dengan sangat jelas: “Anda ada disini sebagai seorang teman, bukan sebagai jurnalis”.

Tapi ketika Brazil tersingkir oleh Prancis di perempat final Piala Dunia tersebut, saya menjadi satu-satunya jurnalis yang mewawancarai Pele tentang reaksinya terhadap hasil tersebut.

sang raja sang legenda

Sejak Kehadiran Lionel Messi yang luar biasa, banyak orang sangat tergoda untuk mengklaim bahwa Pele telah digulingkan dari takhtanya sebagai pemain terbaik dunia.

Tapi tidak, menurut pesepakbola asal Brazil tersebut.

“Saya bisa mencetak goal dari kedua kaki dan juga sundulan, akan tetapi Messi lebih cenderung hanya menggunakan kaki kirinya. dan Dia juga perlu mencetak seribu goal,” kata Pele kepada saya saat di London.

Saya masih berharap memiliki kesempatan untuk memberitahu Pele jika pemain Argentina itu juga masih kekurangan dua trofi dari Piala Dunia.

Hal seperti ini mungkin akan membuat sang Raja tertawa lepas. Dan saya sangat merindukan tawanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *